Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Wamendukbangga tekankan pentingnya perketat SOP di dapur SPPG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-06 00:43:34【Kabar Kuliner】543 orang sudah membaca
PerkenalanWakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Ber

Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/BKKBN) Isyana Bagoes Oka menekankan pentingnya memperketat standar operasional prosedur (SOP) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Jika ada kekurangan, jangan salahkan programnya tapi cek SOP mana yang belum dijalankan, itu yang harus dikendalikan, diatasi dan diperbaiki,” kata Isyana Bagoes Oka di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, sudah ada SOP yang diterapkan di dapur SPPG yang mengolah makanan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Namun, di lapangan masih ditemukan penerima manfaat MBG yang mengalami keracunan massal setelah menyantap menu MBG.
“SOP ada, biasanya kalau terjadi kasus karena ada SOP yang ngak dijalankan,” ucapnya.
Mantan jurnalis televisi itu menambahkan awal Oktober 2025 pihaknya telah melakukan rapat koordinasi terkait permasalahan MBG bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Pengelola SPPG di Lebak pasok bahan baku MBG dari luar
Adapun salah satu topik pembahasan, lanjut dia, adalah terkait sertifikasi yang wajib dipenuhi oleh SPPG, salah satunya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk program MBG.
“Saat ini SPPG yang belum punya (SLHS) harus mengurus dan sekarang sedang diurus (sertifikat),” katanya.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan surat edaran tentang percepatan penerbitan SLHS kepada SPPG.
Baca juga: Penerima manfaat MBG diminta laporkan apabila alergi makanan tertentu
Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, serta kepala kantor pelayanan dan SPPG di seluruh Indonesia.
Sementara itu, hingga pertengahan September 2025, Kemenkes melaporkan sedikitnya 60 kasus dengan 5.207 penderita dari insiden keracunan menu MBG.
Baca juga: BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
Sedangkan, BPOM mencatat 55 kasus dengan 5.320 penderita, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus keracunan MBG terbanyak.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Gizi Nasional (BGN), sebanyak 198 SPPG) telah memiliki SLHS per 30 September 2025.
Baca juga: Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
Baca juga: BGN tugaskan 5.000 juru masak profesional untuk bina SPPG
Suka(4)
Artikel Terkait
- Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan
- BGN perkuat kapasitas penjamah pangan tingkatkan kualitas MBG
- Pemkab Tangerang percepat penerbitan SLHS untuk SPPG
- Nikita Mirzani divonis empat tahun penjara dan denda Rp1 miliar
- Wamen PPPA harap hasil kebun di Gorontalo bisa dukung program MBG
- BBPOM Makassar beberkan hasil penggeledahan toko kosmetik di Sidrap
- BGN ingatkan SOP pengolahan bahan baku MBG untuk cegah keracunan
- Pemkab Kediri berikan SLHS ke SPPG
- SPPG Margomulyo andalkan pasokan petani dan usaha lokal untuk MBG
- Sompo Insurance dukung UMKM lewat perlindungan kesehatan masyarakat
Resep Populer
Rekomendasi

Pemkab Cirebon targetkan dapur MBG miliki SLHS pada akhir Oktober 2025

NasDem gelar program kesehatan masyarakat demi cipngakan SDM sehat

Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat

Tingkatkan kualitas MBG, 300 peserta ikuti Pelatihan Penjamah Makanan

WHO: Evakuasi medis dari Jalur Gaza harus dilanjutkan

Wajah baru M Bloc Space beri ruang lebih untuk pergerakan kreatif

5 jenis makanan yang bisa mengandung zat akrilamida berbahaya

Pemkab Kediri berikan SLHS ke SPPG